Laskar Pelangi;movie review



Sebenarnya saya enggan untuk membandingkan film ini dengan bukunya..toh buku tetaplah buku dengan segala imajinasinya yang begitu luas,sedangkan film adalah visualisasi real yang akan membatasi imajinasi penontonnya..tapi dengan terpaksa saya membandingkannya juga.. ;-):
Hal yang umum dari film yang diangkat dari buku adalah perpindahan adegan yang meloncat - loncat..ya,karena kita terlanjur berimajinasi dengan paparan yang begitu detail dari buku..tapi di sisi lain,film ini juga memangkas berbagai deskripsi dalam buku Laskar Pelangi yang dengan jujur saya katakan terkadang terlalu bertele - tele.. worth it,dan tentu saja menjadi sangat subjektif untuk memilih adegan mana yg akan divisualisasikan dari buku setebal 500 halaman lebih menjadi sebuah film dengan durasi tak lebih dari 2 jam. Di sini saya mengangkat topi untuk Riri Reza dan Mira Lesmana akan kejelian dan keseriusannya..(walaupun imajinasi saya sebagian besar protes : adegan ini ga perlu,adegan ini yang seharusnya ada,adegan ini seharusnya seperti ini ;-) dsb ..)

Terlepas dari beberapa alur cerita yang 'dibengkokkan',ditambahkan ataupun didramatisasi oleh Riri Reza dan Mira Lesmana,film ini cukup mengalir dengan dialog dan akting pemerannya masing - masing..
Film ini menyadarkan saya bahwa dalam kemiskinan masih ada yang tetap bisa membuat kita tertawa,di dalam keterbatasan semangat itu seharusnya jauh lebih menggelegak..
Dengan kepolosan anak-anak kecil Belitong ( 1 kredit point lagi untuk casting pemeran - pemerannya) ,adegan demi adegan mengalir dengan latar bumi Belitong tahun 70an;keindahan pantainya,dengan sentilan dialog2 melayu yang aneh 'di telinga saya',sesekali mengocok perut,atau perkataan - perkataan Pak Harfan dan Bu Mus yang kadang membuat kita merenung..dan terakhir soundtrack yang mendukung, ya,pada akhirnya itu yang saya lihat sangat kuat dari film ini : dialog dan penempatan soundtrack yang elegan.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Hidup itu harus sebanyak mungkin memberi,bukan sebanyak mungkin menerima..
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Spoiler dialog (gatal jari gue buat ngetik ini ;-)) - not exactly same,but I hope you got what I mean :
Kucai say : "Ibunda Guru,Ibunda mesti tahu kalo kelakuan nak-nak kuli ini seperti setan!.
Mendengar cerita Nabi Nuh :
Ikal say : "Kalo kau tak bisa baca Quran,pandai-pandailah kau berenang,percuma otot besar kau tu kalau tak pandai berenang" :-P
Mahar say : "Ini yang namanya musik jazz Boy,musiknya orang-orang pintar", 3 second and than continued say "Ah kau tak tau apa-apa tentang musik jazz Boy!"..
=-=-=-=-=-=-=-=
Catatan alas kaki :
Mahar,karakter paling berwarna yang saya liat di film ini,lengkap dengan radio kotak jadul,batere 'isi ulang' dan segala sifat 'sok seniman'nya..
Posting yang sama ada di sini

11 komentar:

Anonymous said...

"Hal yang umum dari film yang diangkat dari buku adalah perpindahan adegan yang meloncat -loncat..ya,karena kita terlanjur berimajinasi dengan paparan yang begitu detail dari buku.." --> setuju banget, walaupun sampai saat ini belum baca bukunya, tp pas nonton tuh film, berasa bgt antara 1 scene dgn scene lain kadang gak nyambung dan ada beberapa scene yang kurasa 'membosankan'(buktiny gw sempet beberapa detik kehilangan kesadaran alias ketiduran :p hehehe), tp ada nilai yg bisa diambil dari film ini yg pasti cukup dalem maknany..n satu lagi,pantainya baguuuuus banget(sumpah keren abiss) ditambah lagi tuh dialog2ny yang gokil abis (lucu n polos bgt dah pokokny)

Henry Mandiri said...

paling bagus c soundtract nya...
paling dinantikan...
cari mank... nti copy yach ... ho ho

Anonymous said...

Kita bikin aja Laskar DOTA....

Anonymous said...

Kita bikin aja Laskar DOTA....

Anonymous said...

@Yuli :
He..he.. :-) membosankan y? beda selera berarti Non,film atw buku kan mang subjektif.. :-),tapi gw dah ngeliat,kalo kebanyakan orang yang suka ngeliat/baca buku ini adalah orang yg merasa melihat bayang2 masa kecilnya/masa kecil orang2 di sekitarnya,atau paling ga merasa punya ikatan batin tentang cerita seperti itu..jadi artinya U.....? *wuih tajir nih* kkkkk

@Henry :
Aiyahhhh sekali2 dukung anti pembajakan dunk ;-)

@Anonymous
Hee? U said DOTA?? wah ntu mah mang udah laskar,apalagi kalo maen klan ;-P

Anonymous said...

nice film bro :)

sebuah karya yang pantas diancungkan jempol :)

salah satu karya anak indonesia yang bagus :)

Anonymous said...

yeah thx for commentnya bro :)

btw bro donlod yg mana aj? maafin yah kualitasnya jelek, jujurnya awa juga nemu d internet jg, dan pas awa denger bagus, kalo boleh tw lagu mana aj bro? supaya bs d uplod ulang thx yah :)

Anonymous said...

aku juga setuju soal lakon mahar yang begitu mewarnai film ini...

riri riza and team benar2 tahu mana yang memiliki pesan kuat untuk diterjemahkan dalam gambar..salut!

Anonymous said...

wah...wah...bgs ko' filmnya..

Anonymous said...

@syahraru :
dah bagus kok yg ntu,yg dulu2 mang sempat ada yang live..

@Mbak Icha
Iya mbak,itu juga yang saya lihat di kebanyakan adegan yang melibatkan Mahar..'Sangat Hidup' :-D

@Dias ..
Yup emang bagus kang,untuk film2 bertema sosial pendidikan,film ini yang paling bagus menurut saya malah ( atau karena baru film ini dan Denias yang ngangkat topik seperti ini? :-) , mudah-mudahan ke depannya ada lebih banyak lagi film sejenis yang menggugah.. )

Anonymous said...

yan sayang aku lom liat felemnya
males antri 3 jam di jogja (bikin ilfil)
sekarang mungkin dah agak sepian
lumayan baca ini jd agak ngerti klo mo liat felemnya

Copyright © 2008 - Track of ink.. - is proudly powered by Blogger